ANALISIS POSTER FILM PUSS IN BOOTS THE LAST WISHES: KAJIAN SEMIOTIKA DE SAUSSURE

 ANALISIS POSTER FILM PUSS IN BOOTS THE LAST WISHES: KAJIAN SEMIOTIKA DE SAUSSURE


ABSTRAK

Komunikasi dari masa ke masa terus mengalami perkembangan, mulai dari penggunaan sinyal asap, drum, penemuan kertas, telegraf, telepon, komputer, email hingga menuju internet sebagai media dalam berkomunikasi. Salah satu yang media komunikasi yang berkembang saat ini adalah poster. Poster dipakai untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat umumnya dicetak dan ditempatkan di ruang publik atau melalui media yang sekarang familiar yaitu media sosial. Tanda visual yang digunakan designer dalam poster ditujukan kepada masyarakat supaya masyarakat dapat mengerti pesan dan tujuan informasinya. Penggunaan tanda visual poster dari Film Puss In Boots The Last Wishes yang mengangkat akan tema Petualangan dan relationship seekor kucing yang hanya memiliki satu nyawa tersisa dari 9 nyawa yang dimiliki. Sangat menarik untuk ditelusuri dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand De Saussure dan menggunakan teori Kualitatif. Tujuan dari Analisis mengangkat Tanda Visual ke dalam bentuk tulisan ini.

Kata Kunci: Komunikasi, Poster, Semiotika, Tanda


1. Pendahuluan


Komunikasi menjadi hal yang sangat vital dalam setiap sendi kehidupan, bahkan komunikasi menjadi salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, ketika manusia menyampaikan maksud dan tujuannya kepada orang lain, bahkan kepada orang banyak disitulah peranan komunikasi penting sekali untuk menyampaikan maksudnya. Perkembangan peradaban manusia dari zaman pra-sejarah hingga zaman modern tidak terlepas dari bidang komunikasi dan informasi. Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang kita nikmati saat ini adalah hasil dari evolusi yang akan tetap terus berlanjut hingga masa mendatang. Poster merupakan salah satu media komunikasi visual yang sering dipakai untuk mempublikasikan suatu informasi atau dikomunikasikan kepada masyarakat. Poster adalah selembar kertas monokrom atau beraneka warna, biasanya di desain dengan komposisi teks dan gambar. Poster juga bisa di artikan sebagai seni menyampaikan pesan dengan mengkombinasikan layout dan desain untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas. Poster pada umumnya ditempatkan di area yang sesuai di ruang publik yang berfungsi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai. Pada desainnya kalian bisa memasukan gambar baik yang besar maupun kecil sambil megkombinasikan warna dan layout yang bagus. Karena zaman yang sudah semakin maju poster kini tidak hanya di buat di media cetak saja, namun banyak juga yang tidak di cetak, seperti poster di dunia maya atau intrnet yang tentu saja dibuat dengan berbagai macam tujuan. Seperti pendapat Kurniasih menjelaskan bahwa Media sosial mengacu pada penggunaan platform media baru yang mensyaratkan adanya komponen dan saluran komunikasi publik yang ditandai dengan adanya aktivitas online. Media sosial mencakup struktur sosial dimana di dalamnya orang-orang dapat saling berinteraksi dan berkolaborasi antara satu dengan yang lainnya. Poster yang muncul di dunia maya atau internet dinilai begitu efektif dan efisien dalam tujuan menyampaikan informasi atau pesan tertentu kepada masyarakat luas, karena saat ini masyarakat sudah begitu familiar dengan adanya media sosial. Segala hal yang muncul dalam poster merupakan tanda komunikasi yang desainer coba sampaikan kepada masyarakat untuk dimengerti pesan dan tujuan informasinya. 

2. Metode Penelitian 

Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberikan gambaran yang jelas tentangkondisi-kondisi yang terjadi. Penelitian diskriptif kualitatif terhadap Poster Puss In Boots The Last Wishes merupakan penelitian yang berusaha memperoleh data sesuai dengan akurat dan faktual. Data yang diperoleh dalam penelitian deskriptif kualitatif ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati, penjelasan, dan gambar. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan, tema, konsep dan makna Poster Puss In Boots The Last Wishes 

Jurnal 1 

Jurnal : ANALISIS POSTER VIDEO KLIP LATHI : KAJIAN SEMIOTIKA  FERDINAND DE SAUSSURE

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis poster video klip Lathi dari segi semiotika menggunakan teori Ferdinand de Saussure. Penelitian ini akan mengidentifikasi tanda-tanda yang muncul dalam poster dan menganalisis makna dari tanda-tanda tersebut, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pesan yang ingin disampaikan dalam poster.

Metode Penelitian : Petanda atau yang ditandakan itu termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor linguistik. Proses petanda atau penanda akan menghasilkan realitas eksternal atau petanda. Berikut ini merupakan analisa dari komponen dalam semiotika tanda dan penanda itu melalui karya poster berjudul Lathi, sehingga dilakukan analisis tanda verbal dan nonverbal menggunakan teori Saussure yakni penanda dan petanda.


Kesimpulan : pesan atau makna yang akan disampaikan dalam bentuk gagasan dalam poster ini mengenai toxic relationship yang terjadi dalam hubungan cinta, dimana pihak tertentu merasa tersakiti. Seharusnya perasaan cinta membawa suatu kebahagiaan, tetapi yang ada justru rasa tersiksa. Yang akhirnya merubah seseorang dari pribadi yang lugu menjadi pribadi yang tidak punya perasaan. Kata cinta yang dibisikan sehingga merubah seorang wanita lugu menjadi seperti iblis yang penuh dendam, di sini yang saya lihat pesan yang dalam itu tersirat, bahwa seorang wanita itu dapat dibelenggu hatinya hanya dengan kata-kata, walaupun kata-kata yang disampaikan tidak mencerminkan harapan dari hati wanita tersebut, sakit hati mampu merubah karakter lugu yang terbelenggu menjadi seseorang yang kuat utuk membalas sakit hati yang telah diterima. 

Jurnal 2

Jurnal: Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Nilai Nilai Da'wah Pada Film Nussa dan Rara dari segi semiotika menggunakan teori Ferdinand de Saussure. Penelitian ini akan mengidentifikasi Nilai Nilai Da'wah yang muncul dalam Film dan menganalisis makna dari Nilai Nilai Tersebut, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pesan yang ingin disampaikan dalam Film.

Metode Penelitian: Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotik. Analisis semiotika Ferdinand de Saussure dipilih dalam jenis penelitian ini. Semiotika merupakan suatu kajian ilmu atau analisis metode dalam mengkaji suatu tanda (sign). Pada analisis semiotika Ferdinand de Saussure, ia membagi tanda yang terdiri dari petanda (signifier) dan penanda (sigmified).Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari cuplikan video original pada film animasi Nussa dan Rara. Kemudian dipilih dan ditentukan scene-scene atau adegan dari episode-episode pilihan yang diperlukan dalam penelitian. Hal yang perlu diperhatikan pada film animasi Nussa dan Rara adalah pada pilihan episode yang di tentukan oleh peneliti. Nilai-nilai dakwah digambarkan melalui adegan, dialog, dan setting (pengaturan). Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber bacaan yang menunjang data primer, seperti buku-buku, internet, kamus, catatan kuliah, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penelitian, dan sebagainya.

Kesimpulan: Film ini dinaungi oleh Rumah Produksi The Little Giantz, akun Youtube dengan nama channel Nussa Official, pada salah satu video yang di upload pada tanggal 04 Januari 2019 yang berjudul ‘’Nussa : Behind The Scene. Konsep dasar ide dari pembuatan film animasi Nussa dan Rara, yaitu membuat suatu konsep Islamic thing. Pada film animasi Nussa dan Rara, penulis menemukan tiga scene yang menggambarkan adab dan akhlak, yaitu scene yang menjelaskan tentang berkata baik dan sopan, scene mendoakan yang baik-baik, dan scene berjuang serta berusaha.Tokoh yang ada dalam film tersebut ’yaitu Umma, Nussa, Rara, dan Anta. Durasi episode ini ialah 06:52 menit. Episode ini menampilkan pesan adab dan akhlak yang baik. Pada film Nussa dan Rara menunjukkan penanda dan petanda nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam film, serta mengandung sinopsis pesan dakwah dan komunikasi.

Jurnal 3

Jurnal: KAJIAN SEMIOTIKA DALAM FILM

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Film dari segi semiotika menggunakan teori Ferdinand de Saussure. Penelitian ini akan mengidentifikasi tanda-tanda yang muncul dalam Film  dan menganalisis makna dari tanda-tanda tersebut, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pesan yang ingin disampaikan dalam Film.

Metode Penelitian: Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotik. Analisis semiotika Ferdinand de Saussure dipilih dalam jenis penelitian ini. Semiotika merupakan suatu kajian ilmu atau analisis metode dalam mengkaji suatu tanda (sign). Pada analisis semiotika Ferdinand de Saussure, ia membagi tanda yang terdiri dari petanda (signifier) dan penanda (sigmified).

Kesimpulan: Film berdasarkan kajian semiotik sanagatlah urgen dan menarik, karena perkembangan dan pertumbuhan film begitu pesat dan mampu menggerakkan khalayak sebagai penonton. Hasil kajian akan dijadikan dasar penilaian apakah film tersebut layak ditonton atau sebaliknya. Suatu film sebaiknya dinilai dari segi artistic bukan secara rasional saja, sebab jika hanya dinilai secara rasional, sebuah film artistic boleh jadi tidak berharga karena tidak mempunyai maksud dan makna tertentu.




Jurnal 4

Jurnal: Pemaknaan Iklan Serial Rokok Djarum Super Analisis Semiotika Ferdinand de Sausure

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemaknaan dari iklan Djarum Super versi My Great Adventure Indonesia dari segi semiotika menggunakan teori Ferdinand de Saussure. Penelitian ini akan mengidentifikasi tanda-tanda yang muncul dalam iklan dan menganalisis makna dari tanda-tanda tersebut, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pesan yang ingin disampaikan dalam Iklan. 

Metode Penelitian: Adapun focus penelitian ini yaitu pemaknaan dari iklan Djarum Super versi My Great Adventure Indonesia sebagai objek semiotika yang akan dianalisis menggunakan tahapan analisis data berupa tanda (ikon, indeks dan simbol), dari tanda tersebut akan di analisis lagi lebih dalam menggunakan tahap signifier(penanda), signified (petanda) dan signification (makna keduanya) pada setiap scene. Setelah itu dianalisis lagi lebih dalam objek-objeknya dalam kategori berupa warna, pesan linguistik, musik, suara dan kode. Pada tahap terakhir akan ditambahkan teknik pembingkaian dan pergerakan kamera.

Kesimpulan: Pada pemaknaan per-scene pada iklan tersebut dianalisis pada pemaknaan tanda, penanda, petanda dan keduanya, dijelaskan seluruh scene tersebut pada penanda (signifier) didominasi dengan kegiatan-kegiatan adventure dengan aktivitas action yang berbeda dan waktu juga tempat yang berbeda. Pada signified dan signification, seluruh scene di iklan tersebut menjelaskan kegiatan petualangan tersebut adalah ekspresi dari para aktor yang ingin mengekspresikan keindahan alam Indonesia dengan perspektif yang unik nan tidak biasa.

Jurnal 5

Jurnal: ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA INSERT BUDAYA “TANAMPO” DI SRIWIJAYA RADIO FERDINAND DE SAUSSURE SEMIOTICS ANALYSIS ON THE INSERT OF “TANAMPO” CULTURE AT SRIWIJAYA RADIO.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemaknaan dari Tanampo dari segi semiotika menggunakan teori Ferdinand de Saussure. Penelitian ini akan mengidentifikasi tanda-tanda yang muncul dalam iklan dan menganalisis makna dari tanda-tanda tersebut, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pesan yang ingin disampaikan dalam Tanampo. 

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana penjabaran mengenai proses produksi kreatif radio yaitu menganalisis insert budaya Tanampo di Sriwijaya Radio. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis semiotika berdasarkan landasan teori yang dikemukakan oleh Saussure yaitu mengenai penanda (signifer) dan pertanda (signified). Dimana dalam penelitian ini akan mengkaji proses produksi insert budaya Tanampo dengan merelasikan beberapa tanda didalamnya sehingga makna yang ada didalamnya sampai dan dapat dipahami oleh para audiens. Data primer yang diperoleh dari transkrip materi insert budaya Tanampo serta diskusi dengan pendengar Sriwijaya Radio melalui focus group discussion. Sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa referensi terkait melalui studi kepustakaan. Dalam penelitian ini juga menggunakan metode reception analysis approach dengan beberapa tahapan, diantaranya preferred reading dengan membaca materi insert budaya yang akan disiarkan. Kemudian, wawancara dan FGD yang tekah diklasifikasi berdasarkan makna yang ada pada insert budaya tersebut. Selanjutnya, menganalisis karakterisitik informan terkait pengalamannya terhadap kebudayaan yang ada di Palembang. Lalu, dilakukannya analisis agar dapat mengidentifikasi bahwa pemaknaan audiens berada pada kelompok dominant, oppositional atau negotiated reading berdasarkan infromasi yang didengarnya.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian analisis semiotika Ferdinand de Saussure terkait pada insert budaya ‘Tanampo’ di Sriwijaya Radio ada beberapa tanda-tanda yang disebutkan. Kemampuan para kreatif insert budaya ‘Tanampo’ dalam menyampaikan pesan tersebut dapat membuat para pendengar merealisasikan ke dalam pikiran mereka, sehingga menimbulkan theatre of mind pendengar itu sendiri. Oleh karena itu, pesan moral yang ada pada insert budaya ‘Tanampo’ tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami.

Jurnal 6 

Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM LASKAR PELANGI.


Tujuan Penelitian : Penelitian ini akan menganalisis semiotik gerak dan bahasa

Bahasa pada Film Laskar Pelangi kemudian pemaknaan semiotiknya lewat wawancara dengan informan.

Metode Penelitian : Metode Pengkajian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif . Menurut Gorman & Clayton kualitatif adalah melaporkan meaning of events dari apa yang diamati . Laporannya berisi amatan berbagai kejadian dan interaksi yang di amati langsung penulis dari tempat kejadian . dalam menganalisis semiotika , penulis melaporkan amatan Semiotik pada film Laskar Pelangi dan pemaknaannya.

Kesimpulan : 

1. Semiotika Bahasa Pada Film Laskar Pelangi

Bahasa yang ada pada film Laskar Pelangi adalah bahasa yang memberikan makna positif kepada para penontonnya. Bahasa yang memiliki pesan-pesan moral yang tinggi tentang semangat, berbakti, pantang menyerah, mengabdi, berkorban, berintegritas serta pemerataan pendidikan memberikan makna positif yang mengajak penontonnya untuk memiliki karakter yang baik. Apalagi untuk generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Harus terus semangat untuk sekolah walaupun memiliki banyak keterbatasan baik dari fasilitas dan tenaga pengajar, memiliki integritas sebagai seorang pemimpin dimanapun kita berada, berbakti pada orang tua yang mendidik dan menyekolahkan kita. Dan untuk para pendidik (guru), harus memiliki pengabdian dan mendidik tidak berdasarkan materi. Selain memberikan makna yang positif, bahasa dalam film Laskar Pelangi menggunakan bahasa daerah Belitung. Itu menunjukkan bahwa kita harus mencintai dan melestarikan bahasa

daerah. Walaupun kita harus menguasai bahasa asing, tapi jangan melupakan bahasa daerah kita.

2. Semiotika Gerak Pada Film Laskar Pelangi

Gerak pada film Laskar Pelangi memberikan pesan moral yang tinggi bagi penontonnya. Gerak yang menunjukkan harapan dan ketulusan, semangat, kekaguman dan terus bertahan walau sulit memberikan makna bahwa kita harus memiliki harapan akan cita- cita kita dan tulus dalam melakukan apapun, selalu semangat dan terus bertahan untuk menggapai cita-cita kita. Dan sebagai pengajar, harus selalu bersemangat dalam mendidik serta memiliki harapan dan ketulusan kepada murid-murid. Agar generasi muda bangsa Indonesia bisa menjadi pelangi yang indah dan dilihat oleh semua orang.

3. Pemaknaan Bahasa Pada Film Laskar Pelangi

Dari hasil wawancara dengan informan yang menonton film Laskar Pelangi, mereka memiliki makna yang sama tentang bahasa pada film Laskar Pelangi. Walaupun menggunakan bahasa daerah, bahasa dalam film laskar Pelangi bisa dimengerti dan dimaknai oleh penontonnya. Menurut mereka bahasa dalam film Laskar Pelangi memberikan makna yang positif. Dari semangat, motivasi, keinginan dan hasrat yang kuat untuk sekolah, pengorbanan, kerja keras, tanggung jawab, serta pemerataan pendidikan membuat mereka memiliki semangat untuk sekolah serta menyadarkan mereka tentang kerja keras untuk menggapai impian dan pentingnya kehadiran guru dalam mendidik generasi muda bangsa Indonesia.

4. Pemaknaan Gerak Pada Film Laskar Pelangi

Dari hasil wawancara dengan informan yang menonton film Laskar Pelangi, ada yang pemaknaannya sama dan ada yang berbeda. Tapi, dari semua pemaknaan gerak yang mereka katakan, menunjukkan mereka memiliki makna yang positif. Dari gerak yang menunjukkan ketulusan, semangat, kekaguman, harapan, kebersamaan dan antusias memberikan makna bahwa ditengah keterbatasan harus tetap semangat, dalam kebersamaan pasti hal yang sulit dapat dilakukan, memiliki harapan dan ketulusan dalam mendidik serta terus memiliki harapan suatu saat nanti bisa menjadi pelangi yang indah serta selalu kagum dan bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.

Jurnal 7 

Jurnal  : ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM PARASITE 

DALAM MAKNA DENOTASI KONOTASI DAN PESAN MORAL 


Tujuan Penelitian :  a. Untuk mengetahui bagaimana makna konotasi dan denotasi 

Pada film Parasite

B. Untuk mengetahui isi pesan moral sosial akibat kesenjangan sosial yang ada pada film Parasite 

Metode Penelitian : Metode analisis semiotika untuk mengembangkan pemahaman objek yang di teliti . dalam penerapannya jenis penelitian kualitatif menggunakan metode pengumpulan data dan wawancara yang mendalam , serta pengamatan

Kesimpulan : 

Kesimpulan penelitian ini berdasarkan konsep Roland Barthes menurut penelitian penulis yang penulis dapat berdasarkan hasil data pengamatan 10 scene yang diteliti dan makna denotasi, konotasi serta pesan moral yaitu :

1. Makna Denotasi

Makna denotasi dari penelitian film ini adalah gambaran mengenai kehidupan orang kaya yang tinggal di tempat yang bagus dan memiliki ekonomi yang berkecukupan serta kehidupan orang miskin yang tinggal di tempat yang memperihatinkan dengan kondisi ekonomi yang sangat rendah di Korea Selatan.

2. Makna Konotasi

Makna konotasi yang dapat dilihat dan diambil dari penelitian film ini adalah Bagaimana cara curang keluarga Kim terkhususnya Kim Ki Taek melakukan penipuan terhadap sebuah keluarga kaya raya (Keluarga Park) yang sangat mudah dibohongi dan pada akhirnya merugikan keluarga Park. Namun kelicikan dan kejahatan keluarga Kim terungkap juga.

3. Pesan Moral

Pesan moral dari film ini menurut penulis adalah untuk tetap mensyukuri apa pun yang telah diberikan kepada kita dan menghargai semua itu, serta tidak melakukan kebohongan yang dapat merugikan orang lain demi kepentingan sendiri.

4 . Kesimpulan dari film



Dapat penulis simpulkan setelah menyaksikan dan meneliti film ini bahwa keperdulian terhadap sesama sangat kurang, baik itu dikalangan kelas atas maupun kelas bawah. Hal seperti ini sering kita lihat dalam kehidupan nyata tidak 

hanya dalam film. Walaupun seseorang yang berasal dari keluarga kaya dan terdidik belum tentu mereka memiliki pola pikir yang baik, karena kelicikan dan keegoisan berasal dari dalam diri kita yang tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki begitu juga orang yang memiliki ekonomi yang kurang, saat keadaan yang semakin memburuk mereka akan melakukan apapun untuk keluar dari permasalahan dan saat keadaan sudah membaik keegoisan dan sifat tamak semakin menjadi-jadi  agar bisa menjadi lebih hebat lagi.


Jurnal 8

Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA DAN PESAN MORAL 

PADA FILM IMPERFECT 2019 KARYA ERNEST PRAKASA


Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui makna Semiotika pada film emperfect itu sendiri 


Metode Penelitian : Objek penelitian ini adalah film Imperfect. Sedangkan, subjek pada penelitian ini adalah sutradara dari film Imperfect serta para penonton film Imperfect sebanyak tujuh orang dengan kriteria yang sudah ditentukan, yaitu informan pertama sebagai sutradara film, yakni Ernest Prakasa, serta enam orang lainnya yang mewakili status masing-masing seperti ibu rumah tangga, karyawan swasta, dan juga mahasiswa. Wawancara informan pertama dilaksanakan melalui berbalas sural, dan data yang di dapat berupa audio recording, sementara keenam informan lainnya dapat diwawancarai sescara langsung yang berlokasi di rumah masing-masing,

yakni Jakarta, Depok, dan Bekasi. Selain itu terdapat metode pengumpulan data berupa dokumentasi, yakni foto bersama para informan dan juga beberapa screencpature dari adegan yang terdapat pada film Imperfect. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu menambah informan lainnya. Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.

Paradigma    yang    digunakan    adalah    paradigma    kritis.    Paradigma     kritis bersifat realism historis, sesuatu realitas diasumsikan harus dipahami sebagai sesuatu yang plastis (tidak sebenarnya). Artinya realitas itu dibentuk sepanjang waktu oleh sekumpulan faktor, seperti: sosial, politis, budaya, ekonomik, etnik, dan gender; yang justru bahkan dikristalisasikan (direikasi) ke dalam serangkaian stuktur yang sekarang ini (hal yang tidak sesuai) dianggap sebagai sesuatu yang “nyata”. Paradigma kritis menurut McQuail adalah kajian “penelitian budaya”. Tradisi ini sangat bergantung pada semiotik yang cenderung pada pemaknaan budaya tentang hasil-hasil media, misalnya video, musik, iklan, dan film yang masing-masing merupakan hasil produksi budaya. Kajian paradigma ini memandang media sebagai cara untuk membangun dan mempromosikan pandangan alternatif dari budaya populer komersial yang dominan.

Kesimpulan :

Setelah meneliti film Imperfect dengan cara menonton film tersebut dari awal hingga selesai dan mewawancarai sutradara beserta penontonnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat makna yang direpresentasikan dari film Imperfect ini. Tanda tanda yang terdapat dalam film dikaji melalui klasifikasi objek dari semiotika Charles Sanders Pierece yang terbagi menjadi tiga dimensi, yaitu :

Dimensi Ikon, yaitu sebuah gambaran karakter yang menyerupai sifat seorang manusia pada umumnya yang diwakili oleh tokoh dalam film. Dimensi indeks merpresentasikan makna yang terjadi dalam adegan tertentu yang terdapat dalam film, bahwa adegan memiliki maksud yang ingin disampaikan atau merpresentasikan kehidupan masyarakat saat ini. Dalam film Imperfect beberapa kejadian di masyarakat direrpresentasikan dalam beberapa adegan film tersebut, seperti Rara yang merasa dirinya kurang menarik, atau tentang bagaimana pergaulan wanita ditunjukan dengan adegan Marsha bersama temannya. Dimensi simbol memberikan arti yang dapat dipahami karena adegan dalam film menunjukan seuatu yang penonton dapat mengerti dengan referensi yang ada dalam hidup mereka. Dalam film Imperfect dimensi ini dijelaskan pada adegan yang memiliki dialog non verbal seperti Rara menangis di depan cermin

untuk menunjukan rasa penyesalannya atas perubahan fisik yang membawanya pada masalah baru.

Peneliti juga mendapatkan hasil bahwa film Imperfect memiliki banyak pesan moral yang dapat dipelajari oleh khalayak yang menontonnya. Pesan moral dalam film ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu :


Pesan moral kategori hubugan manusia dengan Tuhan : menjelaskan tentang moral yang dapat memberikan pelajaran dalam membina hubungan manusia dengan Pencipta. Pesan moral kategori hubungan individu dengan dirinya sendiri : yaitu moral yang mempelajari bagaimana semestinya seseorang dapat belajar menghargai dirinya sendiri. Dalam film Imperfect pesan moral kategori ini mengajarkan seseorang untuk tetap percaya diri dan berbahagialah dengan caranya sendiri. Pesan moral kategori hubungan individu dengan individu lainnya dalam lingkungan masyarkat : yaitu moral yang mempelajari bagaimana seseorang dapat berperilaku positif terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya dengan norma yang berlaku. Dalam film Imperfect pesan moral kategori ini mengajarkan bagaimana seharusnya kita tidak mencemooh fisik seseorang. Lihat dan sadarilah bahwa seseungguhnya kecantikan perempuan sangatlah beragam, karena setiap perempuan memiliki kualitas cantiknya masih-masing.


Jurnal 9 


Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP FILM 

IN THE NAME OF GOD 


Tujuan Penelitian :  Untuk mengetahui apa makna denotasi, konotasi, dan mitos yang mempresentasikan konsep jihad Islam dalam film IN THE NAME OF GOD .

Metode Penelitian :  Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, dengan metode deskriptif. Peneliti berusaha menggambarkan fakta-fakta tentang bagaimana adegan-adegan dalam film In The Name of God merepresentasikan konsep jihad Islam lewat tanda-tanda yang disebut oleh Barthes sebagai konotasi, denotasi, dan mitos.


Kesimpulan : 

Setelah peneliti menganalisis data berupa rangkaian scene dalam film In The Name of God dengan mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos yang dianggap merepresentasikan konsep jihad Islam, maka peneliti merumuskan beberapa hal yaitu:

1. Makna Denotasi

Makna denotasi dalam penelitian ini adalah gambaran tentang potret kehidupan orang-orang muslim, khususnya Pakistan, di tiga benua di dunia. Sehingga, ada tiga lokasi yang diwakilkan oleh masing-masing tokohnya, Pertama, Mary atau Mariam yang berasal dari Inggris, Kedua, Sarmad di Pakistan, dan Mansoor, kakak Sarmad yang menuntut ilmu musik di Chicago, Amerika Serikat.

2. Makna Konotasi

Sehingga, Makna konotasi yang terlihat dalam film ini adalah perjuangan yang dilakukan oleh tiga orang tersebut terkait dengan identitas islam yang ada pada diri mereka dan pengimplementasiannya dalam kehidupan. Lebih khusus lagi, Sarmad berjuang dengan berpegangan pada konsep jihad Islam yang ditawarkan oleh Maulana Tahiri, yaitu jihad yang berupa perang fisik untuk menegakkan agama Islam, ini terlihat dalam beberapa scene saat ia melakukan jihad di Afghanistan. Sedangkan Mary bejuang untuk mengeluarkan dirinya dari pernikahan paksa dan dari keterkungkungan di desa FATA, sedangkan Mansoor berjuang untuk mencapai cita-citanya di Amerika.

3. Mitos 

Ada beberapa mitos yang terlihat dalam film ini, yaitu tentang wacana tentang jihad dalam agama Islam yang berarti peperangan dan jihad yang dianggap sebagai holy war atau perang suci. Secara singkat, mitos yang ada dalam film ini adalah kepercayaan tentang nilai-nilai kebenaran dalam agama Islam yang disalahgunakan untuk melakukan jihad atas nama Tuhan.

Dari ketiga makna di atas, maka peneliti dapat mengatakan bahwa representasi konsep jihad dalam film In The Name of God ini berupa jihad yang dimaknai sebagai peperangan, jihad dalam menuntut ilmu, dan jihad untuk mempertahankan diri dari ketidakadilan yang menimpa seseorang.

Di sini, Shooaib Mansoor memang lebih menonjolkan jihad yang berkonotasi pada peperangan, karena potret kultur yang diambil adalah sekelompok orang Pakistan yang tinggal di dekat perkampungan Thaliban, sehingga kalaupun pemahaman mereka tentang jihad cukup keras, maka itu adalah hal yang wajar. Adapun Mary dan Mansoor yang hidupnya sudah terwarnai oleh kultur Eropa dan Amerika yang dianggap mengagungkan demokrasi, persamaan hak, dan kebebasan, tidak mengenal konsep jihad yang seperti itu.

Jurnal 10 

Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM SENYAP KARYA JOSHUA OPPENHEIMER

Tujuan Penelitian :  Untuk mengetahui Lebih jelas Semiotika tentang film Senyap tentang persoalan sejarah yang ada di film ini 

Metode Penelitian :  Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Bigdan dan Taylor mendefinsikan metodologi sebagai mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik itu tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati oleh peneliti (Moeloeng, 2002:3)

Kesimpulan : 

Dari berbagai tanda yang digunakan dalam film Senyap ini muali dari Ikon, Indeks dan Simbol baik berupa tanda verbal dan non verbal merupakan seluruh rangkaian tanda yang memberikan sebuah gambaran tentang kekerasan dan penyiksaan yang dialami anggota PKI di Deli, Serdang, Sumatera Utara oleh warga dan militer. Kekerasan disini bukan hanya kekerasan fisik namun juga kekerasan simbolik. Juga di sisi lain mengisahkan kesedihan yang dialami keluarga korban yakni keluarga Adi Rukun tentang kakaknya yang dibunuh dengan cara yang sadis. Terkait dengan tuduhan adanya nilai-nilai komunisme di film senyap. Sangat naif jika film ini disangkut-pautkan dengan ideologi komunisme karena film ini tidak bercerita tentang gagasan-gagasan Marx tetapi film ini murni merupakan sebuah pengungkapan sejarah tentang pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara terhadap anggota PKI. Pembuatan film senyap semata-mata dilakukan untuk tujuan kemanusiaan.

Jurnal 11 


Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA SIMBOL KEKELUARGAAN PADA FILM 

PARASITE KARYA BONG JOON - HO 

Tujuan Penelitian :  Sesuai dengan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui Analisis Semiotika simbol kekeluargaan pada film “Parasite”.

Metode Penelitian : film “Parasite”. Penelitian ini juga diharapkan sumbangan pada metode penelitian kualitatif dalam mengungkap peran media sebagai semiotika film.

Kesimpulan : 

Berdasarkan penyajian data yang telah diuraikan oleh peneliti mengenai “Simbol kekeluargaan dalam film “Parasite” dengan menggunakan analisis Semiotika Charles Sander Pierce” maka dapat ditarik kelimpulan bahwa dalam film “Parasite” terdapat banyak sekali simbol kekeluargaan yang mengandung arti tersirat. Sutradara Parasite sangat apik membungkus simbol kekeluargaan lewat film yang hanya berdurasi 132 menit. Melaluai tanda serta objek yang ditampilkan melalui beberapa aspek seperti latar dan setting film, teknik pengambilan gambar,karakter dan dialog antar tokoh, adegan yang dilakukan pemain, hingga pemilihan wardrobe tokoh tokoh di film Parasite. Aspek aspek tersebut lah yang kemudian turut membangun alur cerita film yang menginterpretasikan simbol kekeluargaan.

Dari analasis yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan teori analisis model triadik dari Charles Sander Pierce, simbol kekeluargaan yang dihadirkan pada film ini juga layak diambil hikmah nya oleh audiens yang menonton untuk tetap bersatu sebagai satu ikatan keluarga dan menghadapi segala pasang surut bersama sama serta tidak meninggalkan siapapun di belakang. Melalui Parasite, Keluarga diibaratkan sebagai tempat yang

aman, karena keluarga adalah pihak yang menerima kekurangan dan kelebihan kita apa adanya. Adanya rasa solidaritas antar anggota keluarga bisa menjadikan sebuah keluarga menjadi kompak agar melakukan suatu usaha bersama demi tujuan yang ingin dicapai.

Melalui analisis yang dilakukan dengan menggunakan teori semiotika Charles Sander Pierce peneliti melihat adanya simbol kekeluargaan dalam film Parasite ini memiliki efek berantai yang menarik untuk dibahas, yaitu bagaimana relasi sangat krusial keadaannya dalam dunia mencari pekerjaan. Rasa solidaritas saat Ki-woo mulai merekomendasikan anggota keluarganya kepada Yeon-go untuk bekerja di rumah tersebut, dilanjutkan Ki-jeong yang merekomendasikan Ki-taek, dan seterusnya. Tentu saja rekomendasi ini bukan dari sembarang orang, melainkan dari orang yang sudah mempunyai peran penting. Adanya jalinan relasi didalam keluarga tentunya akan menguntungkan anggota keluarga lain. Dalam film Parasite ini simbol kekeluargaan dapat dimulai dengan diawali rasa kebersamaan, maka timbulah rasa solidaritas yang dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan rasa kekeluargaan.

Jurnal 12 


Jurnal : ANALISIS SEMIOTIK JOHN FISKE MENGENAL REPRESENTASI

PERJUANGAN KELAS PADA SERIAL PEAKY BLINDERS 

Tujuan Penelitian : untuk lebih menjelaskan tentang Semiotika pada film Peaky Blinders 

Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis semiotika John Fiske, dimana dalam penelitian ini akan menggunakan tiga level realitas dalam menganalisis film, yaitu: level realitas, representasi, dan ideologi. Sumber data primer yang dipakai menggunakan film peaky blinders dari musim ke-1 sampai musim ke-5. Hal ini karena kelima musim tersebut merepresentasikan perjuangan kelas baik secara naratif maupun visual, sehingga dapat relevan apabila dianalisis menggunakan semiotika John Fiske [9]. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan marxisme sebagai hal yang akan diselidiki dalam film ini menggunakan semiotika John Fiske.

Kesimpulan : 

Peaky blinders merupakan film yang kompleks dan sarat akan tanda-tanda yang membuat pemirsa dapat menafsirkannya dalam berbagai hal. Salah satunya dalam hal perjuangan kelas. Dalam film ini perjuangan kelas ter-representasi dengan baik, penggambaran kesenjangan dan perbedaan kelas melalui kode-kode pakaian, gestur tubuh, ekspresi, cara berbicara, pemilihan angel, gradasi warna dialog sampai tataran ideologi disajikan dengan menarik. Film ini patut diapresiasi karena berani mendobrak industri perfilman drama serial di Inggris yang masih lesu dengan drama serial yang terlalu menggambarkan kelas atas dan aristokrasi. Peaky blinders berani menampilkan sisi lain (kelas bawah) dari Inggris yang kumuh, kotor dan sarat dengan kekerasan. Walaupun film ini fiksi, namun adaptasi ceritanya sesuai dengan sejarah, bahkan terdapat tokoh-tokoh Inggris yang masuk dalam cerita seperti Winston Churcil, Billy Kimber dan Sir Oswald Moesly. Ada pula peristiwa besar yang disinggung dalam narasi seperti: Perang Dunia I, Revolusi Bolsevik, Kebangkitan Fasisme Nazi, dan Jatuhnya Pasar Saham di New York.


Dalam film ini saya juga menemukan temuan selain hasil representasi perjuangan kelas yang ditilik dari kacamata John Fiske. Temuan tersebut berupa paradoks sikap moral tokoh Thomas Shelby yang memiliki sisi baik dan buruk. Disatu sisi ia digambarkan sebagai tokoh utama yang licik dan serakah, disisi lain ia masih memiliki jiwa penolong dan mau menyuarakan suara warga Birmingham.


Peaky blinders pada akhirnya bukan sekadar film mafia yang menampilkan kelicikan dan keserakahan Shelby dalam mengeruk keuntungan melalui perang antar geng dan bisnis haram lainnya. Film ini memiliki pelajaran tersendiri bagai penonton yang mampu melihat kode-kode terselubung di dalamnya. Seperti saya yang tertarik akan kode-kode perjuangan kelas yang tercermin dalam film tersebut. Dari ketertarikan itulah memunculkan penelitian ini. Masih banyak hal yang bisa diteliti dari film peaky blinders. Akan menjadi menarik jika masalah ini diteliti dari perspektif kesetaraan gender karena banyak tanda-tanda

Jurnal 13 


Jurnal :  REPRESENTASI KELAS SOSIAL DALAM FILM CRAZY RICH ASIAN 

Tujuan Penelitian : Dari latar belakang dan rumusan masalah yang dibuat, tujuan meneliti ini “Untuk mengetahui Representasi Kelas Sosial di dalam film Crazy Rich Asian melalui berbagai symbol dan tanda yang ditampilkan dalam film tersebut, secara level reprsentasi, level realitas, dan level ideologi.

Metode Penelitian : Metode Kualitatif pada film Crazy Rich Asian ini 

Kesimpulan : 

Setelah menganalisis film Crazy Rich Asian, terdapat makna-makna dalam penggalan adegan perscene yang terdapat tanda-tanda pada film tersebut. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa film Crazy Rich Asian merupakan film yang menggambarkan kelas sosial dalam masyarakat. Film tersebut adalah film dengan gambaran budaya kalangan kelas atas yang sangat kuat. Makna-makna dari film tersebut merepresentasikan kelas sosial sebagai berikut : 

1. Realitasnya, kelas sosial jadi patokan orang bersikap, yang kaya yang punya segalanya, sedangkan yang miskin makin dipersulit dengan birokrasi maupun bonus sikap sinis dari banyak pihak. Kelas sosial pun jadi tolok ukur bagaimana seseorang diperlakukan. Timbul kesenjangan di tiap kelas yang akhirnya menumbuhkan stereotipe tertentu, seperti orang miskin akan selamanya ada di bawah, atau orang kaya seumur hidup berhak hidup makmur dalam kemewahan.

2. Diskriminasi pada kelas sosial atas dan bawah sampai saat ini masih dipupuk dengan subur pada masyarakat, harapan orang miskin untuk mendapatkan pasangan ornag kaya sulit dilakukan. Walaupun tidak selamanya seperti itu, kenyataan membuktikan bahwa hanya sedikit atau segelintir orang saja orang dengan kelas sosial atas bisa menerima pasangannya dari kelas sosial bawah.

Jurnal 14

Jurnal : ANALISIS SEMIOTIK PADA IKLAN - IKLAN AQUA 

DI MEDIA TELEVISI


Tujuan Penelitian : Tujuan utama makalah ini adalah untuk mengetahui dan menguraikan pesan(message) apa atau mitos (myth) apa yang secara implisit terkandung atau ingin disampaikan di dalam iklan AQUA tersebut. Secara keseluruhan, makalah ini akan membahas pesan (message) atau mitos (myth) apa yang terkandung secara implisit atau ingin disampaikan di dalam iklan air minum mineral AQUA.

Di dalam makalah yang berjudul Analisis Semiotik pada Iklan-iklan Aqua di Media Televisi ini, teori yang digunakan adalah teori semiotik terutama teori mitos (myth) yang dicetuskan oleh Roland Barthes, filosof Prancis yang meneruskan teori semiotik dari Saussure.

Metode Penelitian : adalah metode message kepada pelanggan produk tersebut

Kesimpulan :

Sebagian besar “mitos” yang dikembangkan dalam iklan AQUA adalah air minum AQUA itu sehat dikonsumsi masyarakat. Iklan-iklan Aqua tersebut berhasil meyakinkan khalayak bahwa Aqua memang sebuah merk (brand) pilihan air minum yang sudah menjadi mitos atau melegenda dan tepat dikonsumsi bagi kesehatan terutama dalam mengurangi dehidrasi dan mampu meningkatkan konsentrasi bagi orang yang mengkonsumsinya. Bahkan, artis sekelas Dian Sastrowardoyo pun tidak ketinggalan untuk mengkonsumsi AQUA agar lebih fokus dan konsentrasi serta menghilangkan dehidrasi ringan.

Jurnal 15 


Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA PADA IKLAN DI TELEVISI

tujuan Penelitian : untuk mengetahui isi makna Semiotika pada iklan di televisi

Metode Penelitian : Metode Message dan video pada di televisi tersebut

Kesimpulan : 

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dengan menggunakan semiotika Judith Williamson, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai beriku: Pertama, stereotifikasi perempuan yang terdapat dalam Iklan Total Almeera dan Iklan Kosmetik Wardah dapat dilihat dari berbagai adegan menampilkan posisi wanita sebagai kaum subordinat yang termarjinalkan dengan penggambaran fisik dan perilaku yang tersubordinasi. Penggambaran wanita dalam iklan tidak lepas dari konsep patriarki yang menjadikan peran laki-laki memiliki posisi dominan. Perempuan yang secara historis menjadi bagian dari konsep patrimoni dimana

posisinya selalu berada di bawah garis ayah dan suami. Gambaran wanita dalam iklan Total Almeera sebagai seorang anak yang berperilaku buruk terhadap orang tua merupakan salah satu contoh bentuk stereotifikasi perempuan dalam iklan. Stereotifikasi perempuan dalam iklan Total Almeera merupakan salah satu contoh gambaran perempuan dalam iklan yang menunjukkan adanya gambaran umum yang konsisten tentang perempuan yang dikomodifikasikan dan distereotipkan ke dalam oposisi biner yaitu citra baik dan buruk. Kedua, Pesan dakwah yang menonjol terdapat pada Iklan Deterjen Total Almeera dan Iklan Kosmetik Wardah tersebut, yaitu anjuran untuk selalu menggunakan produk halal sesuai dengan anjuran Islam yang terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 168, yang menjelaskan tentang kewajiban untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik. Pelabelan halal pada produk tidak hanya pada makanan dan minuman tetapi seluruh aspek kehidupan baik itu penggunaan kosmetik, obat-obatan, hingga penggunaan deterjen. Halal dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk merepresentasikan nilai kesilaman secara utuh, sebagaimana yang digambarkan dalam iklan bahwa halal secara total mencakup seluruh aspek, mulai dari sikap dan perilaku, cara berpakaian serta penggunaan produk.

Jurnal 16 


Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP IKLAN SUSU BENDERA

EDISI RAMADHAN 1430 H DI TELEVISI

tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat dalam iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan 1430 H di Televisi. Dan apa pesan yang ingin disampaikan dalam iklan ini.

Metode Penelitian : Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mengidentifikasikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna di lapangan.3

Selain itu, penelitian dengan menggunakan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memenfaatkan berbgai metode alamiah.4

Pendekatan ini menggambarkan pendekatan kualitatif (qualitatif research), adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan

Kesimpulan :

Dari hasil temuan penelitian dan pembasahan kesimpulan yang diperoleh dari keempat scene dalam iklan susu kentalmanis bendera edisi Ramadhan yang bertemakan saling mengatkan saat Ramadhan yang ditayangkan pada bulan suci Ramadhan tahun 2009, adalah sebagai berikut:

1. Makna Denotasi

Makna-makna denotasi yang ditemukan pada keempat scene iklan susu bendera edisi Ramadhan yang diteliti menyimpulkan bahwa sutradara dan penulis scenario mengambil empat lokasi yang pertama dilakukan dirumah dengan suasana keluarga yang telah selesai melakukan makan sahur, makna denotasi memberikan gambaran pada kita tentang sebuah keluarga yang saling mengingatkan dengan adengan ibu yang mengingatkan telah tiba waktu imsak kepada kedua anaknya. Serta kakak yang mengingatkan adik agar tidak menangis saat terjatuh.

Yang kedua berlokasi dijalanan ketika kakak dan adik pulang sekolah, makna denotasi disini, yaitu walaupun sedang menjalankan ibadah puasa kakak dan adik tetap semangat karena saat sahur mereka minum segelas susu kental manis bendera yang memenuhi nutrisi dalam tubuh untuk tetap kuat saat menjalankan ibadah puasa seharian. Oleh karenanya pada scene ini kakak dan adik tetap terlihat kuat dan riang pada siang hari walaupun sedang menjalankan ibadah puasa. Adegan yang ketiga berlokasi di kolam renang ketika kakak dan adik hendak berenang, makna denotasi disini yaitu

Scene yang terakhir berlokasi di rumah tetapi dengan suasana yang berbeda yaitu saat berbuka puasa. Makna denotasi disini yaitu bagaimana terlihat kebersamaan saling berbagi saling menguatkan dan saling menghargai. Terlihat adik yang dengan tulus memberikan rasa hormat dan rasa terima kasiih kepada sang kakak yang telah menjaganya dan memberikan pelajaran saat menjalankan ibadah puasa. Serta ibu yang selalu mengingatkan apa yang baik dan tidak baik yang harus di bagi dari kakak kepada adiknya.

2. Makna Konotasi

Makna-makna konotasi yang ditemukan pada keempat scene iklan susu bendera edisi Ramadhan yang diteliti yaitu bagaimana tergambarkan bahwa dengan meminum susu kental manis bendera saat sahur dan berbuka puasa dapat memberikan nutrisi yang cukup untuk menjalankan ibadah puasa seharian penuh. Dengan menggambarkan kedua kakak beradik yang masih sekolah dasar dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik berkat meminum susu kental manis bendera. Di mana di jelaskan bahwa susu kental manis bendera memenuhi nutrisi yang cukup selama menjalankan ibadah puasa.

3. Mitos 

Dari analisis data mitos penelitian ke empat scene iklan susu bendera edisi Ramadhan di televise dapat disimpulkan bahwa pesan yang terkandung dalam cerita tersebut yaitu: hal-al yang dapat membatalkan puasa yang diantaranya; menangis, makan angin dan buang angin dalam air yang diceritakan dalam iklan ini. Sebagaimana kita ketahui di masyarakat bahwa menangis dapat membatalkan ibadah puasa yang sesungguhnya adalah mitos.

Jurnal 17 

Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA IKLAN ROKOK 

APACHE VERSI HIDUP GUE CARA GUE

Tujuan Penelitian : 1. Untuk mengetahui makna penanda (signifier), petanda (signified), denotatif dan konotatif pada iklan rokok  Apache Versi Hidup Gue Cara Gue.

2. Untuk mengetahui pesan moral dalam iklan rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue pada media televisi.

Metode Penelitian : Dalam meneliti iklanrokok ApacheversiHidup Gue Cara Gue, peneliti membutuhkan waktu kisaran 2 bulan. Sedangkan untuk objek penelitiannya berfokus pada pemutaran iklanrokok ApacheversiHidup Gue Cara Gue, sehingga peneliti terlibat langsung dalam menganalisis isi dari iklan tersebut. Hal ini dilakukan karena peneliti menggunakan metode analisis semiotik, yang diharuskan mengamati dan menganalisis tanda- tanda dalam iklan secara langsung. Dimana objek yang diamati merupakan iklanrokok ApacheversiHidup Gue Cara Gue, sedangkan unit analisisnya merupakan potongan-potongan scene dalam iklan tersebut yang menunjukkan pesan moral.

Kesimpulan :

Objek dalam penelitian ini adalah tujuh scene iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue. Tujuh scene itu dikaji menggunakan semiotika Roland Barthes dengan menganalisis makna penanda (signifier), petanda (signified), denotatif dan konotatif pada iklan rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue.

Berdasarkan analisis dan interpretasi yang dilakukan terhadap iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1.Makna penanda (signifier), petanda (signified), denotatif dan konotatif, iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gueadalah produsen dari iklan rokok Apache versi hidup Gue Cara Gue mengisyaratkan bahwa produk mereka bisa memotivasi konsumen dalam hal mewujudkan kesuksesannya dengan menggunakan caranya sendiri yaitu memanfaatkan skill yang dimiliki serta mengembangkan minatnya tersebut.

2. Pesan moral yang terkandung dalam iklan rokok Apache versi Hidup Gue Cara Gue adalah iklan ingin menyampaikan pesan bahwa dibutuhkan sifat yang ulet dan pantang menyerah ketika hendak menggapai kesuksesan, percaya terhadap kemampuan yang kita miliki sebagai penunjang untuk memperbaiki hidup kita menjadi lebih baik lagi serta bersyukur atas apapun hasil yang kita dapatkan karena baik buruknya sesuatu yang terjadi pada diri kita merupakan hal yang sudah diatur oleh Allah SWT.

Jurnal 18 

Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA PADA IKLAN GRAB 

( TERIMAKASIH SEPANJANG PANJANGNYA) DI CHANNEL YOUTUBE 

Tujuan Penelitian : Bertolak ukur pada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ; Untuk Mengetahui Bagaimana pesan-pesan sosial yang terkandung dalam iklan Grab “Terimakasih Sepanjang-panjangnya 

Metode Penelitian : dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan tujuan dan tingkat kealamiahan objek yang diteliti. Penelitian jenis ini tidak hanya terbatas pada masalah pengumpulan dan penyusuan data, namun lebih daripada itu yaitu analisis dan interpetasi tentang arti data tersebut. Oleh karenya, penelitian deskriptif kualitatif mungkin saja adalah penilaian yang komparatif, yaitu membandingkan satu fenomena dengan fenomena lainnya. (Sukmadinata, 2006:72).

Kesimpulan : 

Setelah melakukan penelitian semiotika terhadap iklan grab “Terimakasih Sepanjang-panjangnya, peneliti mendapat kesimpulan yaitu :

1.Iklan grab terimakasih sepanjang-panjangnya banyak memuat pesan-pesan sosial yang menampilkan hal-hal kepekaan dan empati dalam kehidupan, yaitu kepedulian terhadap kaum difable, bentuk dan etika bekerjasama, kesenjangan pendidikan, dan juga keharmosian sebuah dalam keluarga.

2.Secara semiotika, iklan grab terimakasih sepanjang-panjangnya sebenarnya memiliki pesan tersirat berupa komunikasi pemasaran, yang dibalut dengan menampilkan grab sebagai perusahaan yang sangat humanis dan memahami permasalahan sosial.

3.Pesan sosial dalam iklan grab terimakasih sepanjang-panjangnya, banyak memuat pesan yang tidak sesuai dengan realita ataupun mitos yang ada dalam masyarakat.

Jurnal 19 

Jurnal : ANALISIS SEMIOTIKA IKLAN GOJEK VERSI "CENDIKIAWAN"

Tujuan Penelitian :  Lebih untuk memahami dengan jelas persoalan dalam Semiotika di iklan gojek versi Cendikiawan ini 

Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian bersifat deskriptif. Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, factual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep). Periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono, 2016:69). Penelitian ini menggunakan semiotika sebagai sebuah analisis; semiotika merupakan suatu ilmu dan metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan didunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-

sama manusia (Sobur, 2016:15).

Kesimpulan : 

1. Dalam iklan televisi Gojek versi “Cerdikiawan” terlihat sign, object dan interpretant. Dari teknik pengambilan gambar, warna, suara dan teks iklan ini yaitu tanda seperti garpu yang digunakan untuk menggantikran dispenser yang rusak. Pada umumnya garpu memiliki arti sebagai alat manusia untuk membantu makan dan dalam konteks iklan ini garpu sebagai tanda kesejukan dan dipakai membantu orang yang akan minum jika kran dispenser rusak dan selain itu menyampaikan bahwa anak muda harus cerdas dan cerdik untuk mengatasi semua permasalahan layaknya sebuah aplikasi seperti Gojek.

2. Semua pesan verbal terletak pada suara dari Najwa Syihab yang menuntun jalannya audio dan visual dari iklan ini. Adapun bentuk pesan nonverbal dari iklan ini berupa teks iklan dan juga ekspresi, kemudian setting lokasi tempat pengambilan visual gambar iklan ini.

3. Iklan televisi Gojek versi “Cerdikiawan” ini menyajikan sebuah tanda-tanda, pesan dan makna yang berkaitan dengan semiotika pada iklan. Tidak semua iklan menampilkan makna tersirat yang mudah dipahami oleh masyarakat. Oleh karenanya iklan dengan makna tersirat seperti halnya iklan ini tidak akan efektif jika dikaitkan dengan informasi produk.

Jurnal 20 

Jurnal : ANALISIS TANDA DAN MAKNA VISUAL DALAM IKLAN SHOPPE 

"SEKOTAK HARAPAN DARI SHOPPE": KAJIAN SEMIOTIKA 

Tujuan Penelitian : Mempresentasikan Semiotika dalam bentuk visual video iklan shoppe 

Metode Penelitian : Untuk bisa menganalisis dan mendapatkan data yang akan diteliti secara tepat dan akurat tentu peneliti perlu menggunakan metode dan pendekatan penelitian. Dalam hal tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Mengutip pendapat Dey (2013) yang mengatakan bahwa penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dugunakan untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu dengan cara saksama dan komprehensif. Berdasarkan pendapat tersebut, Walliman (2011) juga mengatakan bahwa metode deskriptif mengarah kepada proses mengobservasi dan mendeskripsikan suatu fenomena tertentu. Maka penelitian dengan metode deskriptif kualitatif ini dianggap sesuai untuk menganalisis dan mendeskripsikan makna dari iklan shopee.

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan shopee “Sekotak Harapan dari Shopee”. Objek penelitiannya berupa gambar dan adegan yang muncul diikuti audio yang menjadi latar suara video yang dipotong dari video dan dipilih untuk menganalisis maknanya. Data primer yang digunakan adalah video iklan shopee “Sekotak Harapan dari Shopee” yang berdurasi 1 menit 30 detik yang diambil dari kanal Shopee Indonesia melalui Youtube pada 6 Agustus 2020. Iklan tersebut juga meraih medali Bronze untuk kategori Animasi di ajang Citra Pariwara 2020 pada 11 Desember 2020 sehingga sangat menarik untuk dianalisis. Sedangkan data sekundernya adalah kumpulan jurnal terkait analisis makna dari iklan shopee lainnya yang berkesinambungan. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu pertama, menonton video secara saksama sambil mencatat waktu adengan penting yang akan di analisis, kedua, mengumpulkan gambar setiap adegan yang akan dianalisis dan diidentifikasi, ketiga, menganalisis berdasarkan teori analisis makna dan semiotika menurut Pierce dan Barthes juga menganalisis berdasarkan unsur visualnya. Keempat, menyimpulkan hasil analisis makna dan unsur visual dari gambar adegan yang terdapat pada iklan shopee. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu melalui literature untuk mendapatkan informasi mengenai teori semiotika, unsur visual, dan iklan. Kemudian dengan mendokumentasikan melalui gambar- gambar yang dikumpulkan melalui analisis video.

Kesimpulan : 

Dari hasil pengumpulan data dan analisis data terhadap iklan “Sekotak Harapan dari Shopee” dapat diketahui bahwa tujuan dari iklan shopee tersebut adalah untuk menghidupkan kembali harapan yang pupus karena adanya masa pandemi. Dengan bantuan teori yang dikemukakan oleh Barthes dan Pierce dalam menganalisis tanda dan makna secara visual peneliti dapat mengetahui beberapa tanda, objek, hingga makna yang tersirat dalam iklan tersebut. Sekotak shoppe yang menjadi ikon untuk membawa harapan baru ke setiap rumah bukan hanya menyampaikan pesan untuk harapan baru namun mewakilkan perasaan banyak orang tentang adanya pandemi di masa ini. Shopee juga menunjukkan bahwa dengan adanya shopee diharapkan bisa membantu banyak orang untuk tetap melakukan kegiatan selama di rumah dengan layanan yang diberikan shopee untuk mendukung proses jual beli secara online selama dirumah saja. Dalam menggunakan unsur visual maupun audio dalam menyampaikan informasi tentu harus memiliki ide yang kreatif namun juga harus memperhatikan setiap makna dari gambar yang disajikan agar tidak mengalami pemaknaan yang negatif. Untuk itu dengan bantuan kajian semiotika, seseorang bisa

terbantu untuk memaknai sesuatu secara konseptual dan logis, baik mengetahuinya secara denotatif maupun konotatif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MITOS DAN PENGALAMAN ESTETIS TERKAIT LAGU KOTA - DERE

Mitos, Metafora, dan Metomini dalam film Puss In Boots (2011)

ANALISIS POSTER PUSS IN BOOTS THE LAST WISHES: KAJIAN SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE